Euphoria perjalanan ke UK yang saya dan Mas Gepeng lakukan beberapa bulan lalu ternyata gak hanya dinikmati oleh kami berdua. Sungguh, teman-teman baik yang kenal maupun gak memberikan apresiasi dan ketertarikan untuk mendapat informasi lebih dalam perihal perjalanan ini. Salah satunya adalah tentang itinerary. Saya menerima banyak pesan yang menanyakan soal keseluruhan agenda saya selama di UK dan minta mengulasnya di blog karena kok banyak sekali tempat yang dikunjungi padahal ‘hanya’ 10 hari. Menjawab rasa penasaran teman-teman semua, ini dia saya bagi itinerary #justinindyo_UK! Cekidots!
Hari 1: Menikmati Lelap di Airport Tetangga
19.00 — Perjalanan malam dari Jakarta ke Malaysia menggunakan Malaysia Airline, transit selama 8 jam menghabiskan waktu di bandara. Beruntung KLIA itu ada spot nyaman untuk numpang tidur dan dekat mushala. Saat perjalanan ke Nepal tahun lalu pun kami juga tidur disini. Ah, déjà vu. Ah, gelandangan wkwk.
Hari 2: The Tepos Day EVER
06.00 — Terbang ke London naik pesawat Malaysia Airline yang lebih besar yaitu Airbus 380. Sayang sekali saat kami check in, sisa kursi yang bisa kami duduki hanya yang ditengah. Kami pun pilih yang pinggir supaya mudah kalau mau keluar masuk. Selanjutnya menikmati perjalanan 12 jam dengan nonton film, tidur, makan, tidur, nonton film, tidur, baca buku, tidur, begitu terus sampai bodoh. Jangan lupa isi landing card dan pipis sebelum turun pesawat supaya tidak ada halangan dan rintangan saat di imigrasi yha.
16.30 — Hello England! Yasss tiba tepat waktu di Heathrow Aiport, langsung antre imigrasi karena menurut Mira (penasihat perjalanan Inggris kami, ingat kan?) antrean ini bisa memakan waktu sangat lama padahal kami harus melanjutkan perjalanan ke Edinburgh, Skotlandia. Jadi setelah ambil tas-tas kami di kabin, langsung jalan cepat ke imigrasi. Setelah itu lanjut ke tourist information untuk beli Oyster Card yang sudah terisi £10. Sibuk sekale.
18.00 — Perjalanan ke London naik tube nyaman karena sepi dan udara sejuk. Hati mulai berdebar-debar karena akhirnya benar-benar sudah ada di UK. Naik tube habis £3 per orang dan satu kartu Oyster tidak bisa digunakan berdua ya, harus sendiri-sendiri.
19.30 — Tiba di Victoria Station, London, kesan pertama adalah ya ampun besar betul stasiun ini yha, sudah seperti mall. Ada banyak kafe kecil yang mengakomodir take away maupun dine in meski tempatnya kecil. Setelah mata kami berhenti menerawangi hal baru di sekitar, kami langsung cari lokasi Victoria Coach Station, tempat terminal bus antar kota berada. Sebenarnya lokasinya tidak terlalu jauh, hanya saja kami bingung jadi sempat agak kesasar dan jalan kaki lumayan melelahkan karena baru sampai dan bawa tas carrier besar.
Sampai di coach station, kami menunggu di dekat gate bus sambil lesehan dan jajan burger and chips seharga £6,2 untuk berdua (ah, gelandangan). Lapar banget! Dan perlu diperhatikan, kalau numpang pipis di toilet terminal dikenakan biaya sekitar 5 pence sekali masuk. Jadi mau BAB atau BAK atau mandi, mending sekalian satu kali masuk. Tidak punya receh? Tenang, biasanya dekat-dekat toilet umum itu ada mesin penukar uang.
22.30 — Berangkat naik coach Megabus ke Edinburgh. Per orang tarifnya £15 dan ini adalah yang paling murah dibandingkan merk bus lainnya. Kalau mau lebih murah, pesan lah jauh-jauh hari. Mungkin saja jika kamu pesan dari 5 bulan sebelumnya, harganya bisa setengahnya. Busnya bukan tipe sleeper bus, jadi berpuas diri saja lah dengan harga segitu dan harus tidur sambil duduk. Kalau punya uang lebih ya bisa naik pesawat si. Kalau punyaaa.
Hari 3: Selamat Datang di Edinburgh!
06.00 — Yeaaaah hello Edinburgh! Coach station-nya jauh lebih bagus daripada yang di London lho. Udara pun sejuk cenderung dingin, pagi itu suhunya 12°C. Kami duduk sejenak mengistirahatkan diri yang dihajar 12 jam perjalanan udara plus 8 jam perjalanan darat. Lumayan juga ada WiFi gratis, jadi bisa update peta jalur dari terminal ke hostel. Apakah disini juga harus bayar untuk pipis? Unfortunately yes. Saya lebih memilih sabar dan tahan pipisnya di hostel saja. Ogah rugi wkwk.
07.00 — Jalan kaki menuju hostel, titip tas, lalu main ke Arthur’s Seat dan sebagainya. Selama 3 hari di Skotlandia kami tidur 2 malam di dorm Edinburgh Backpackers Hostel yang dipesan melalui Hostel World. Harga per orang untuk hari Sabtu £18 dan hari Minggu £11. Iya beda gitu harganya haha. Total berdua untuk menginap disini 3 hari 2 malam adalah £58 alias Rp1.044.000 untuk kurs Rp18.000. Enaknya apa menginap disini? Baca tulisan ini untuk tau ceritanya.
Kami makan siang di KFC dengan menu original recipe (as usual, hehe). Ayam KFC disini jelas lebih mahal tapi entah kenapa rasanya jauh lebih enak. Bumbunya lebih mild gitu dan beli satu paket yang dapat ayamnya 4 dengan harga £5,3.
Hari 4: Eksplor Highland dan Kota-Kota Kecil Lainnya
08.00 — Kami ikutan ScottishTours untuk main ke Loch Ness, Kilmahog, dan sebagainya. Kenapa ikutan tur? Karena kalau mau eksplor Highland dengan kendaraan umum itu sepertinya merepotkan dan saya kesulitan mendapat informasi itu. Alternatif lain sebenarnya bisa sewa mobil, jadi kelilingnya lebih bebas dan bisa berhenti kapan saja. Tapi kami berdua hanya punya 2 hari, jadi menurut saya pilihan paling bijak adalah ikut tur. Harga The Original Loch Ness Tour dari ScottishTours adalah £42 per orang. Mahal ya bok! Is it worth the penny? Read my story about our Highland road trip then you decide.
Baca juga dong: Highland Scotland: Simply Best Destinations full of Surprises!
Hari 5: Eksplor Highland dan BEBAS BIAYA
08.00 — Another tour we followed, kali ini GRATIS. Cihuuy. Kami ikutan The Hairy Coo FREE Scottish Highlands Tour yang sudah dibook in advance. Meskipun gratisan, tapi trip ini menyenangkan lho dan bukan trip yang abal-abal. Kami keliling ke banyak tempat yang sederhana, ada yang tersembunyi juga, dan guide orang asli Edinburgh jadi bisa cerita hal-hal umum seperti semahal apa harga sewa apartemen disini, berapa biaya hidup bagi orang yang ekonomi ke bawah, apa saja yang mahal, bagaimana perkembangan gaya hidup, sampai rumahnya the first walikota Edinburgh juga diceritakan. Akhirnya pun dari para pelancong memberikan tip untuk si guide karena memang trip ini lumayan oke kok. Kami? Kasih tip dong masa tidak kasih, kami kan royal dan merasa puas dengan trip gratisan ini. £2 + 5 ringgit Malaysia cukup lah ya buat jajan bakwan wkwk.
20.00 — Malam terakhir di Edinburgh kami numpang inap di apartemen seorang teman yang lagi kuliah disini. Namanya Malika. Kami dikenalkan oleh teman dan saling kontak via dunia maya. Beruntung sekali Malika yang baru kami kenal beberapa hari sebelum keberangkatan adalah anak ceria dan baik hatinya. Anyway, kenapa kami menumpang inap? Karena besok pagi-pagi sekali kami akan naik kereta menuju Scarborough. Menginap di hostel untuk tidur yang singkat rasanya rugi sekali. Berkat kebaikan hati Malika, kami tidak jadi tidur di Waverley Station (iya rencananya mau tidur di stasiun atau masjid haha)
Hari 6: Scarborough dan York in a Day
05.48 — Setelah dimanjakan dengan pemandangan serba hijau, kami melanjutkan perjalanan ke kota pinggir laut: Scarborough naik kereta dari Waverley Station, Edinburgh. Tiket kereta sudah dibeli sebelumnya dari TrainLine dengan harga £38 per orang (plus £2 untuk biaya kartu kredit dan biaya booking). Kalau pesan dari TrainLine, kereta yang digunakan bisa macam-macam. Misalnya untuk menuju Scarborough, kereta yang digunakan adalah Virgin Trains lalu transit ganti kereta di York Station, lalu dari York naik Transpennine Express sampai Scarborough. Kereta antar kota di UK memang banyak dikelola oleh pihak swasta dan tenang saja, semua kereta terawat dengan baik dengan toilet bersih.
11.00 — Makan siang fish and chips di West Pier, Scarborough. Kemana-mana jalan kaki dan pas hujan ringan, jadi lumayan tidak terlalu lelah jalannya karena sejuk.
Baca juga dong: Mari Bicara tentang Fish and Chips di Scarborough
16.00 — Naik kereta Transpennine Express lagi menuju York dengan harga £16 per orang. Lalu eksplor York sampai malam.
Baca juga dong: Sore yang Pendek dan Sial di York
21.40 — Naik kereta menuju Manchester dengan harga £7,5 per orang. Ada kejadian lucu disini. Harusnya kami berangkat ke Manchester pukul 20.40, tapi ternyata kami menunggu di jalur yang salah akhirnya harus ketinggalan kereta. Jadi begini teman-teman, yang perlu diperhatikan saat di York Station adalah dalam satu jalur kereta api bisa ada pembagian ‘jalur lain’. Misalnya jalur 4, terbagi menjadi 4a dan 4b. Kami harusnya naik di jalur 4a tapi duduknya di 4b karena kami pikir sama saja, hanya beda gerbong. Tidak taunya beda kereta. Alhasil tiket yang sudah kami persiapakan hangus sia-sia dan harus beli tiket on the spot yang mahalnya naudzubillah.
Kejadian bodoh tak berhenti sampai disitu. Saat beli tiket York – Manchester di mesin otomatis, saya salah tekan menu. Harusnya beli single trip, saya malah beli return trip! Tiket bisa saja direfund tapi kebijakan stasiun pun tak membuat uang kembali sama banyaknya dengan yang dikeluarkan. Akhirnya kami harus mengikhlaskan tiket Manchester – York yang sia-sia. Berapa kerugian yang kami terima dalam khilaf semalam itu? Hampir dua juta rupiah! *garuk-garuk tanah*
Perjalanan ke Manchester tidak begitu jauh, satu setengah jam saja, lalu bermalam di Piccadilly Station. Bisa kah menginap di stasiun? Bisa, asal tidak seenak udel gelar koran di lantai atau selonjoran di pojokan dengan sleeping-bag. Kami tidur duduk di kursi stasiun dengan dingin udara yang menusuk. Malam itu 10°C, suhu yang tidak manusiawi bagi orang tropis yang bermalam di udara setengah terbuka. Kenapa memilih tidur menderita seperti itu? Karena kita hanya akan menghabiskan setengah hari di Manchester jadi menginap di hostel/losmen adalah pemborosan haha. Oh jika mau menginap di stasiun, yang perlu diwaspadai bukanlah petugas keamanan melainkan muda-mudi yang suka mabuk.
Hari 7: Manchester dan Liverpool (also) in a Day
06.00 — Finally bisa menyapa “Selamat pagi!” kepada para Mancunian yang sepertinya memilih melanjutkan tidur di rumah karena cuaca dingin dan hujan memang cocok untuk bermalasan karena dimana-mana sepi sekali. Kami pun menuju ke stasiun kecil lalu naik kereta Metrolink ke Exchange Quay, tempat pemberhentian terdekat untuk menuju Old Trafford Stadium. Beli tiketnya
07.00 — Thawaf keliling Old Trafford dari luar saja senangnya bukan main. Mas Gepeng pun bersyukur sekali dan merasa sangat cukup hanya dengan merasakan stadium klub bola kebanggaannya dari luar saja. Kenapa tidak ikut tur? Saya sesungguhnya sudah paksa Mas Gepeng untuk ikutan tur, dan selagi dia tur, saya ngaso di kafe terdekat. Tapi egonya untuk berhemat lebih tinggi ketimbang mengintip bagaimana rasa lapangan bola, kursi penonton, atau locker para jagoan favoritnya itu. “Begini saja aku udah seneng kok”, katanya dengan mata berbinar dan tangan kanan menyentuh dada. Sok tegar sekali.
13.20 — Berhubung ke Manchester hanya untuk menyapa Old Trafford, kami pun pindah menuju kota sebelah tempat kelahirannya my yellow submarine, The Beatles. Apalagi kalau bukan Liverpool. Kami naik bus National Express ke Liverpool dan hanya memakan 1 jam. Karena dekat begini jadi tak perlu lah naik kereta. Harga tiket bus £2 per orang beli di TrainLine. Murah pisan kan! Berhubung gerimis lumayan deras dan kami lapar, jadilah hanya berkeliling sekitaran Albert Dock. Setelah makan sore, kami stay di ruang tunggu stasiun bus yang pintunya tak bisa menutup, sebal sekali. Kami duduk sambil mengobrol dan menggigil dan bingung mau kemana karena hujan semakin deras
22.00 — Berangkat menuju kota selanjutnya, London, dengan naik bus harganya £9,5 per orang. Kenapa pilih naik bus? Karena supaya bisa numpang tidur pas perjalanan, jadi tidak perlu sewa penginapan untuk semalam (jurus irit macam apa ini?). Mas Gepeng kayaknya sudah mulai eneg tidur tidak nyenyak terus seperti ini hehe.
Hari 8: Say Hello at Brighton and Say Goodbye at Eastbourne
06.00 — Hello again, London! Masih numpang lewat saja disini karena destinasi selanjutnya adalah Inggris Selatan. Setelah titip tas di Victoria Station dengan tarif £25 untuk dua tas besar kami, ada satu hal bodoh yang saya temui. Jadi pemirsa, ternyata saya booked 2 tiket untuk perjalanan London – Brighton dong! Hahaha kok bodohnya tidak habis-habis ya pemirsa? Heran saya. Berapa kerugiannya? Hmm, £30 😂 Ah sudahlah, ekspresi apapun yang ada diwajahmu sekarang tidak akan sama dengan ekspresi saya saat menyadarinya persis saat sampai di London. Lalu kenapa tiket itu tidak dipakai? Karena jam keberangkatannya adalah pukul 5 pagi sedangkan jam segitu kami masih di perjalanan. Kok bisa beli tiket yang seperti ini ya?
08.00 — Naik bus National Express menuju Brighton. Harga per orang £10, sayangnya lebih murah daripada tiket yang salah itu. Menyebalkan ya.
10.30 — Hello South England. Hello Brighton! Ini adalah titik kedatangan untuk menuju Seven Sisters. Kami naik bus 12A dengan harga £10 untuk berdua dan tiket ini berlaku seharian, jadi bebas mau hop on hop off dimanapun selama masih di antara Brighton – Eastbourne.
11.30 — Piknik di Seven Sisters yang ternyata merupakan bagian dari kota Eastbourne. Selagi saya mendaki bukit, Mas Gepeng tidur siang. Mungkin ini adalah tidur paling nikmat yang dirasakan Mas Gepeng sejak pergi meninggalkan Skotlandia. Tidak ada yang jualan jajan disekitar sini, beruntung kami bawa bekal kentang goreng bertabur Bon Cabe dan cheese bagel murah £1 isi 5.
Baca juga dong: Sehari di Inggris Selatan
17.00 — Jalan-jalan di Eastbourne dan makan sore ayam piri-piri.
19.30 — Kembali lagi ke London (kali ini bukan ‘hanya lewat’) naik kereta dari Eastbourne. Harganya murah, £5 saja per orang. Perjalanan satu setengah jam dengan pemandangan super ciamik! Setelah ambil tas titipan di Victoria Station, kami lalu naik tube ke apartemen Airbnb. Akhirnyaaaa merasakan tidur di kasur setelah sekian malam terombang ambing tidur di stasiun, bus, dan bukit.
Untuk menginap 2 malam, kami menghabiskan £128 dengan rincian biaya kamar £94, biaya cleaning service £20, dan biaya service fee £14. Kalau dirupiahkan habisnya Rp2,3jutaan untuk queen-size bed, dapur bersih dengan teh gratis, penghangat ruangan, air minum, sabun mandi gratis, sampo juga ada gratis, air hangat, WiFi, dan lokasi yang sangat dekat dengan stasiun dan toko-toko muslim. Akhirnya ya Tuhan, akhirnya kami hidup dengan layak. Alhamdulillah.
Hari 9 Akhirnya: London!
08.00 — Jalan-jalan keliling London di zona 1 dan zona 2 sama Mira, Adi, dan Bella.
Baca juga dong: London Foto-Esai di Borough Market
Hari 10: Eksplor London Part II dan Siap-Siap Pulang
10.00 — Hari terakhir perjalanan #justinindyo_UK dihabiskan dengan tenang di London. Sarapan Indomie, packing, mandi, leha-leha, dan beli oleh-oleh cookies Mark Spencer.
16.00 — Perjalanan ke bandara naik tube. Jangan lupa Oyster Card direfund. Lalu pulang bahagia naik Garuda Airline, no transit, no tidur di bandara lagi. What a lovely happy-ending.
Jadi begitulah perjalanan saya dan Mas Gepeng selama 10 hari mulai dari berangkat sampai pulang kembali ke Jakarta. Bagaimana? Terasa melelahkan? Terburu-buru? Perjalanan ke UK ini sesungguhnya adalah perjalanan pertama yang saya susun itinerary dengan sebegitu niat dan well-prepared (even ada kelalaian juga sih, jenenge wae menungso yegak?). Dan sejujurnya, tidak ada yang buru-buru disini. Semuanya santai, dinikmati, rugi pun tidak disesali, enjoy everything.
Apa pendapatmu tentang itinerary ini? Kalau kamu punya itinerary seru ke UK atau ke tempat lain, share ya di kolom komentar, bisa juga tinggalin link blog untuk bisa saya akses karena sepertinya sekarang saya suka menyusun hal-hal seperti itu untuk perjalanan selanjutnya hihi. Thanks for reading!
2 Comments. Leave new
Blog ini kece sekaliiii kakaa
sukaaaak!
–bukanbocahbiasa(dot)com–
terima kasih ya mba nurul yg bukan bocah biasa wkwk 😀