“Kamu makan apaan nanti di sana, Tin? Kan adanya kebab kebab aja,” tanya teman saya beberapa hari sebelum saya cabut ke Turki. “Yaa makan kebab gak pake dagingnya kali hahaha,” jawab saya seadanya. Saya berusaha menjadi vegan. Berusaha banget. Tapi kalau memang lagi di tempat yang pilihan vegannya sedikit, saya aktifkan cheat-mode alias gak masalah deh makan dairy products kayak keju, telur, dan susu sapi. Mode itu saya nyalakan setibanya saya di Turki subuh-subuh
Pagi menuju siang di Taksim, saya mencoba recall hal-hal yang sudah saya baca sebelumnya tentang vegan food di Turki. Saya bisa browsing lagi tapi entah kenapa malas sekali. Akhirnya saya tanya Ali—pemilik hostel tempat saya menginap. “Bro bro, ada rekomen tempat sarapan yang ramah vegan gak?” tanya saya. “Wah itu gue gak tau sis, tapi gue biasanya rekomen para turis buat sarapan di resto belakang sana tuh, pilihannya banyak, lo tanya aja nanti ada vegan option apa gak, yang pasti orang-orang pada suka,” jawab si Ali. Rekomendasi orang lokal yang disukai turis? Let’s to the go!
Nama restonya Van Kahvalti Evi. Secara harafiah, kahvalti artinya before coffee, orang Turki pakai istilah ini untuk mendefinisikan sarapan. Jadi memang tempat ini ditujukan untuk sarapan-brunch. Saya duduk di lorong yang menghubungkan bagian teras dan indoor, membaca-baca menu, lalu memesan beberapa makanan vegetarian. Tadinya mau vegan saja, tapi karena si pelayan menyampaikan bahwa mereka punya keju enak, iman ini jadi goyah kan.
Siang itu adalah perkenalan pertama saya dengan menemenler, semacam orak-arik telur dengan campuran tomat dan keju. Saya juga coba roti martabak isi keju dan bayam bernama gozlemeler, kemudian menutup sesi dengan makan sepiring aneka keju. Turki punya banyak variasi keju, kalau gak salah ada 190an dan kebanyakan asalnya dari susu domba. Favorit saya yang braided cheese karena dia gak terlalu asin tapi tetap gurih. Kalau ada keju yang asin banget, bisa dimakan bareng si braided cheese ini atau minta potongan olive atau tomat segar.
Di lain kesempatan saya dan Agung coba sarapan börek. Ini semacam pastry khas Ottoman yang dipotong kotak-kotak lalu disajikan bersama teh tawar panas. Ini kayak croissant gitu hanya saja bentuknya kotak. Börek punya banyak topping mulai dari daging, keju, kentang, bayam, ada juga polosan lalu ditabur gula halus. Meski orang Turki ini menganut sarapan berat khas orang Asia, tapi börek ini termasuk ringan kok. Saking ringannya, börek biasa dinikmati bapak-bapak sambil ngobrol atau baca koran, juga jadi solusi praktis para ibu untuk bekal anak sekolah.
5 Comments. Leave new
Hahahahaha ujungnya ramyeon ya mbaaaa 😄😄.
Seperti biasa, liat foto2 makanannya aja aku yg bukan vegan pun LGS ngiler 🤣🤣. Sayangnya pas aku trakhir ke Istanbul, itu belum jadi blogger traveling dan kuliner, masih blogger hobi curhat yg blognya di private 🤣. Jadi aku ga kepikiran cari kuliner khas di Istanbul. Kuliner yg kami coba jujurnya ga cocok di lidah.
Mbaaaa, tapi harga keju di sana masih tttp lebih murah drpd keju impor di siniiii 🤣🤣. 300 gr itu 2x nya Kraft cheddar. 70rb bakal aku borong utk stok keju di rumah 😂😂. Lah di sini ratusan ribu utk yg seiprit doang .
Mba Fanny waktu itu makan apa aja yang gak cocok di lidah? Sebenarnya dari semua makanan yang aku ceritain, yang gak cocok cuman ramyeon wakakakak. Rasanya sih mirip cuman airnya kebanyakan kali ya jadi lebih hambar. Untungnya ngenyangin dan bikin perut hangat.
Wakakakak iya kalau dibandingin sama keju impor memang lebih murah ya. Mahal banget keju impor, naik private jet kali. Pas kamu ke Jerman, beli keju gak? Itu pasti lebih murah lagi Mba. Murah bener bahkan ada yang gak sampe dua euro untuk keju 500gr.
Oemjiii, Turki ini bener-bener surga buat pecinta keju ya, Kak 😍. Dan salah banget emang baca ini malam-malam gini 🤣
Btw Kak, aku penasaran deh, keju-keju yang dipakai tuh tipikal yang berbau seperti parmesan nggak? Atau kayak mozarella aja yang nggak berbau tapi terasa cheesy?
Kalau ada kesempatan ke Turki, aku pengin banget sih cobain rasa kebab asli gimana 🤣. Apakah kulitnya garing atau setengah lembek atau gimana, kepo 🤣
Macem-macem Li. Kalau dijadiin topper gitu biasanya mozarella. Tapi kalau di breakfast menu, mereka ada cheese platter gitu isinya ada yang asin, ada yang asin asem, ada yang hambar, ada yang susu banget. Seru deh. Jadi makannya bisa fusion gitu. Aku paling suka yang braided cheese, rasanya keju banget kayak mozarella hanya lebih light dan teksturnya kayak king mushroom.
Wakakakak aku kok gak merhatiin kulit kebab yang dimakan temenku ya itu garing apa gak. Tapi harum banget Li, harum harum harum. Untung iman ku gak tergoda wkwk.