Kembali ke masa lampau saat Justin kecil hobi main di tengah terik kecut matahari, saya menghabiskan waktu dengan banyak orang di aktivitas berbeda. Kadang main di lapangan sama teman ngaji, kadang main sepeda sama teman sekolah, kadang main petak umpet sama tetangga, kadang juga pentas nari sama teman kursus nari. Saya masih belum tau ada ‘pembagian’ antara teman yang baik dan buruk. Saya tidak tau bahwa sebenarnya saya punya hak untuk memilih ingin berteman dengan siapa dan bisa fight back ketika ada yang jahat. Namun tahun-tahun itu sudah berlalu, saya kini hidup bersama teman-teman yang saya pilih, yang positif, yang saya jaga hubungannya. Let me share with you twenty people that cheer up my days.
C
Suatu sore Mas Ceki minta tolong ke saya dan Mas Gepeng untuk membantu menyusun itinerary main New Zealand gratis disponsori oleh pemerintah daerah. Disana dia akan main latihan kayak dengan para profesional. Mas Ceki adalah salah satu teman yang, bisa saya bilang, sukses menekuni hobinya dengan maksimal. Mas Ceki kerja kantoran, tapi ternyata hobinya pun memiliki jenjang karir. Awalnya dari atlet daerah, lalu nasional, dan kini dia dilatih secara internasional. Mas Ceki pun jadi member yang cukup dikenal di tempat gym karena rajin olah raga dan menang kompetisi. Asyik ya punya teman terkenal meski dalam lingkup Fitness First saja hahaha. Dia pun bukan orang yang pelit ilmu. Terbukti dia adalah gym-and-kayak-buddy kesayangan Mas Gepeng dan rajin sekali main bareng.
F
Ingat cerita teman saya Firda yang mengalami tragedi sedih Oktober tahun lalu? Calon suaminya meninggal beberapa bulan sebelum acara pernikahan berlangsung. Belum pernah sebelumnya saya melihat langsung kesedihan semacam ini. Tapi saya salut, Mbak Firda recovery dengan sangat dewasa, menghadapi berbagai situasi dengan pemikiran yang matang, hati-hati, dan mulai berani mencoba hal yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, salah satunya solo traveling. Saya adalah orang yang sangat percaya bahwa perjalanan akan menyembuhkanmu, bahkan ketika tidak ada yang salah dengan hidupmu, perjalanan akan membuatnya lebih baik. Mbak Firda sudah ‘latihan’ ke Bali sendiri dan tahun depan dia akan melakukan perjalanan solo akbar ke Inggris! What a girl! One of my favorite brave girl!
R
Berada di kantor yang mengharuskan koordinasi dengan banyak pihak membuat saya bersyukur luar biasa kalau bisa berpartner dengan orang yang cekatan dan bisa diandalkan. Salah satu favorit saya adalah si Radhit. Awalnya agak under-estimate karena pas lihat foto profil WhatsApp-nya, tampilan rambutnya aneh, gayanya agak ‘melambai’ gitu dengan wajah persegi panjang, presisi, tampak antagonis, alis tebal berbentuk logo Nike (tapi dibuatnya pakai stabilo), dan senyum tipis. “Wah, gay ini!”, pikir saya. Tak taunya pas ketemu, dia gay beneran! Hahaha bohong ding. Dia cowok tulen dan sangat bisa diandalkan. Kami berkoordinasi dengan baik, sesekali saling cela, lalu hahahihi lagi sambil makan siomay. Saya belajar bagaimana berkoordinasi yang baik dari Radhit. Bicara tenang, bicara bertahap, dan manajemen tugas. Hebatnya dalam keadaan mendesak, dia masih bisa mengkomunikasikan maksud dan rencananya dengan gaya ringan dan tetap bekerja sama dengan maksimal. Radhit idolaku!
T
Dari seluruh orang di dunia, hanya ada satu orang yang pernah secara personal mengabari bahwa dia tengah hamil –ya, biasanya ada pengumuman di Instagram dan kita jadi tau secara kebetulan. Dia adalah Mbak Tey, satu dari sekian wanita favorit saya. Dulu pas pertama kali kenal tahun 2008 silam, banyak yang bilang kami mirip entah dari segi fisik maupun hobi. Tapi di mata saya, Mbak Tey adalah orang yang berbeda. Apa yang membuat saya suka berada di dekat Mbak Tey sejak dulu adalah karena dia teman dan pendengar yang baik. Bukan bermaksud klise dengan mengatakan semua orang itu baik. Tapi Mbak Tey itu bisa ingat dengan obrolan yang bahkan saya pun lupa kapan pernah membicarakan itu, paham maksud saya? Mbak Tey adalah orang yang perhatian. Dan saya paling suka kalau dia memperumpamakan sesuatu, gayanya sangat khas, simpel, masuk akal, dan agak ngelawak gitu. Baca saja blognya.
U
Uki, atau jika melihat namanya di daftar kontak Hp tertulis ‘Uki My Hero’ adalah adik kelas saya pas kuliah. Kenapa dia ‘my hero’? Dulu pas pertama kali naik gunung, Uki yang (secara tidak sengaja) menjadi back up saya, dia yang jaga pas saya harus melangkah dalam tebing curam. Uki pula yang jadi andalan ketika di pendakian tahun 2010 saat harus bikin tenda bivouac dibawah derasnya hujan dan saya sedang dalam keadaan tidak bisa diandalkan (senior selalu benar). Uki adalah lelaki tangguh. Bukan hanya secara fisik, tapi secara prinsipil. Uki menentukan tujuan hidupnya, menentukan bagaimana ia mengaktualisasikan dirinya meski banyak hal lain yang dia korbankan, hal-hal yang menurut norma umum itu tidak sesuai, sebut saja tidak menyelesaikan skripsi, bekerja sebagai penjaga toko, lalu meniti karir sebagai atlit kayak. Dari Uki saya tau, ketika saya ‘nekat’ mengikuti hal yang saya sukai, hal yang bisa membuat saya jadi lebih bahagia, hal yang benar-benar saya butuhkan dan inginkan, apapun kondisinya, saya akan baik-baik saja. Uki benar-benar salah satu dari sekian adik kelas favorit saya. Dan dia suka nyeletuk-nyeletuk polos tapi kocak dengan mimik wajah serba nanggung. Menyebalkan.
A
Jika ada orang yang belakangan senang sekali melakukan throwback everyday tentang masa-masa kejayaan sebuah tim arung jeram putri dimana saya berada di barisan depan perahu, dia adalah orang yang setia berada di sebelah kiri saya bersama-sama menjadi pasang mata tajam, sepasang penentu arah, namanya Ariel dan saya terbiasa memanggilnya partner. Dulu kenapa saya memanggilnya partner adalah ketika kami sedang berusaha men-tune-in-kan pola pikir dan gaya bermain arung jeram kami, saya rasa salah satu cara untuk mendukung sinergi yang baik adalah menempatkannya dalam posisi tertinggi dihadapan saya dalam tim (bahkan lebih tinggi dari kapten). Tak sangka, panggilan partner berubah jadi sebuah hubungan yang baik antara saya dan Ariel. Entah kenapa dia bisa sekali membaca tingkah laku saya, menebak apa yang saya inginkan, dan bagaimana caranya dia bisa bertindak ‘melengkapi’ langkah yang saya ambil. Ini banyak berkaitan dengan aktivitas kami di arung jeram, tapi saya merasa itu luar biasa. Dia orang yang sederhana sekaligus partner yang baik. Dia dewasa. Menyenangkan. Oh I miss her already.
S
Mas Sugeng, biasa saya panggil Macugeng karena memang harus sok imut begitu, adalah OB di kantor saya. Jika ada seseorang yang ingin belajar tentang service excellent, saya akan menyebutkan Macugeng sebagai contoh. OB berbadan kurus kecil ini sangat diandalkan bukan karena dia memang OB, tapi dia sangat cekatan, dia tau mana tempat jual pecel, jual sate padang, bakso, mie ayam, bubur kampung, bubur cina, dia tau semua dan hafal mana yang jadi favorit kami –pelanggannya. Kamu ingin memesan nasi dengan lauk pauk berkriteria khusus, misalnya harus dengan kerupuk atau sambal atau kuah rendang? Macugeng pasti hafal dan dia dengan sigap akan segera beli, menyajikan dengan piring, sendok, dan garpu, juga uang kembalian tak kurang sama sekali. Pun jika sedang ada acara makan-makan masal, Macugeng akan mengutamakan pelayanan kepada kami-kami, sampai semua orang makan dan tak ada lagi yang nambah, baru dia permisi untuk ikut ambil makan.
I
Orang ini setahun berada di lingkaran kecil pertemanan saya. Kubikelnya persis di depan saya dan setiap hari selalu saja ada obrolan entah berbobot atau sekedar random seperti melihat kucing yang tidak bisa masuk toples kerupuk. Meski sudah beberapa bulan terpisah, Inyo masih tetap aktif dalam lingkaran kecil. Pendapat dan tanggapannya terhadap suatu isu adalah hal yang selalu saya nantikan. Suka lucu, suka simpel, dan out of the box. Inyo itu pintar, jadi penyeimbang lah buat saya yang kemampuan analisisnya pas-pasan. Orangnya pun tidak ambil pusing dengan hal-hal tidak penting, seolah overthinking adalah hal paling jauh yang ada dihidupnya. Hal paling dekat? Mengomentari hal-hal sepele dengan cara sepele yang menghibur. Inyo adalah pelawak kesayangan saya.
Z
Awal saya bertemu Zizi adalah tahun 2008. Tidak langsung akrab, tapi kami berada dalam satu kepengurusan organisasi selama 3 tahun berturut-turut. Banyaknya aktivitas bersama dan cara Zizi menerima orang lain apa adanya, mungkin adalah alasan saya menikmati berada didekatnya. Zizi pendengar yang baik, satu irama juga kalau mau nyinyir, tapi dia bukan seorang pembenci, hanya sebal-sebal manyun gitu. Sekarang dia jadi seorang psikolog di Tanjung, Kalimantan Tengah, sebuah profesi yang Zizi banget karena ya, Zizi. Zizi gitu. Bisa memahami kondisi psikologis seseorang tanpa orang itu cerita panjang lebar, setidaknya itu yang terjadi sama saya. Zizi begitu memahami karakterisrik orang sehingga bisa mengetahui ‘pola’ perilaku ketika orang itu dihadapkan pada suatu kondisi. Zizi seperti dukun.
J
Orang ini menghilang dari peredaran sejak tahun 2010. Hampir semua dari kami (saya dan teman-teman satu lingkaran) tidak ada yang tau bagaimana bentuk, rupa, kabar, atau nasib Jerry sekarang. Saya termasuk yang lumayan merindukan dia. Dulu saat Jerry masih ada –dan semoga dia benar masih ada, haha– saya sering mengajaknya diskusi, entah untuk minta pendapat atau sekedar menguatkan cerita saya. Dia teman yang bisa diandalkan (meski kadang harus dengan suapan nasi telor atau nasi sardin dulu sih). Dulu kami pernah jadi Tim Basecamp saat mendampingi teman-teman yang akan eksplor gua. Satu minggu saya main saya Jerry terus dan saya menyadari dia orang yang peduli, contohnya ketika saya minta diambilkan tempe hangat di meja makan atau pas perjalanan pulang motor kami harus terpeleset dan luka saya lebih diperhatikan ketimbang lukanya sendiri. Saya pun sering berdiskusi dengannya terkait hal-hal filosofis, khususnya ketika saya menghadapi situasi sulit. Jerry tidak pernah memberi tau saya harus apa, tapi dia mengajak saya mengenal diri saya lebih dalam dan menggali cara apa yang cocok dengan saya.
N
Meski baru empat bulan, tapi saya sangat bersyukur bisa mengenal seorang wanita kuat dan ceria dan pintar. Teman saya, Bu Nelo, telah ‘berkawan’ dengan kanker lebih dari lima belas tahun. Saya ceritakan sedikit historisnya. Awal bersarang di payudara, kanker berhasil ‘dimusnahkan’ pada tahun 2005. Namun karena berbagai hal, kanker kembali memerdekakan dirinya kali ini lewat aliran getah bening dua tahun berikutnya. Tidak menyerah, Bu Nelo lanjut menjalani operasi untuk memutus jalur pertumbuhan sel mengerikan itu. Tahun tahun dilewati, sel kanker tak terdeteksi. Meski begitu, Bu Nelo tetap berusaha aware karena dia sadar betul sel kanker itu hanya tidur, bukan pergi. Benar saja, awal tahun ini, sel mengerikan itu muncul dan menyebar dengan ganasnya. Tak hanya berdampak pada tangan kirinya yang sudah lumpuh, benjolan-benjolan menyakitkan tumbuh di punggung, leher, dada, pundak, lengan, kepala, dan rasanya tak tertahankan! Mendengarnya menceritakan itu membuat saya ngeri, tapi tidak sedih karena Bu Nelo adalah orang yang bersemangat. Dia sangat bersemangat. Setiap pagi dia hanya berdoa minta kekuatan untuk menjalani hari sampai jam 5 sore, setelahnya bebas mau dibuat sakit atau mati sekalian. Dia pun berdoa ketika memang nanti sudah datang ‘waktunya’, dia hanya meminta ‘pergi’ dengan cantik alias tidak ada benjolan tumbuh diwajahnya, meski sebatas kain kafan. Sederhana, tapi terdengar indah. “Gue mah udah terima aja begini, no choice. Lagian ini kan katanya penggugur dosa, kalo gue gak ikhlas ya percuma dong!”, dengan bibir berbalut lipstik pink merekah Bu Nelo komat-kamit dan matanya tetap berbinar-binar. Saya sungguh beruntung bisa mengenal dan menyanginya.
D
Tahun depan saya akan merayakan usia persahabatan dasawarsa pertama antara saya dan Dina. Dari SMA kami sudah berlima, tapi saya paling dekat dengan Dina karena berangkat kuliah di kampus yang sama dan suaminya adalah teman satu bagian di kantor saya. Sampai hari ini kami masih menjaga tali yang erat itu. Satu hal yang paling saya suka dari Dina adalah dia teguh pendirian. Tak banyak orang yang paham apa prinsip hidupnya dan konsisten berpegang padanya. Prinsip atau cara-cara hidup Dina pun sudah dipikirkan matang dengan mempertimbangan banyak pihak. She is my good example of girlboss!
T
Satu tahun silam saya mengadakan meeting dengan Divisi Treasury membahas program pendidikan dasar untuk salah satu jajaran pemasar. Perwakilan yang datang adalah Tegar, cowok ganteng bertubuh tinggi tegap dan punya suara alto seksi. Yang paling saya ingat dari pertemuan itu adalah rendah hati Tegar yang tidak memandang saya bodoh atau konyol ketika minta dijelaskan tentang bisnis treasury beberapa kali. Itu pun terus dilakukannya sampai sekarang. Mimik wajahnya memang suka agak pahit (itu alam bawah sadar kayaknya) tapi dia bisa berpikir dengan logis, terstruktur, menemukan apa yang kurang, dan menyampaikan maksudnya dengan sangat sangat baik. Dia bisa berbincang apa saja dengan siapa saja tanpa ada pandangan judgement sama sekali.
M
Saya menyebutkan namanya di beberapa post di blog ini, mungkin kamu sudah familiar mendengarnya. Mira, teman pertama yang saya kenal melalui jaringan maya dan bertemu lalu traveling bersama. Saya kenal Mira lewat komentar di blog teman saya, lalu lewat teman saya itu saya mendengar banyak cerita tentang Mira termasuk proyek-proyek kreatif yang mereka kerjakan. Entah bagaimana saya akhirnya jadi seolah-olah memang sudah kenal Mira sampai dia membantu membuat itinerary ke UK dan menemani keliling London. Yang paling saya suka dari Mira adalah dia ceria sekali! Ceria dan seru dalam hal apapun! Jika kamu ingin mendengar cerita-cerita menarik dari berbagai belahan dunia dengan pendapat yang lucu dan mimik ekspresif, ngobrol deh sama Mira (dan baca blog ini tentunya haha).
D
Saat kuliah, saya aktif di organisasi pecinta alam dengan menggiati olah raga arung jeram. Selama beberapa tahun aktif, saya tergabung dalam 5 tim perahu karet (rafting) dan 3 tim terakhir selalu sama Desti. Bisa dibilang rafting-buddy paling awet dan paling lama, plus sampai sekarang kami juga masih suka arung jeram bareng. Desti setahun lebih muda dari saya, tapi dia adalah yang paling ‘setia’ menemani saya dalam keadaan apapun. Sakit? Telepon Desti. Nemenin jogging? Telepon Desti. Mau tau kabar gebetan dan tidak bisa stalking? Tanya Desti. Minta di jemput pas ditinggal pacar sendirian di restoran? Telepon Desti. Butuh teman untuk nemenin nangis? Desti selalu siap. Butuh pendengar dan penyimpan rahasia? Desti, nomor satu. Buat saya dia sudah seperti harta karun. Teman yang baik, sungguh baik. Desti tau semua rahasia saya dan saya yakin dia akan menjaganya sampai kapanpun. Masa muda saya terasa jauh lebih baik dengan adanya Desti.
D
Manusia D yang berikutnya ada Diyan. Posisinya di hidup saya sama seperti Desti. Wanita andalan saya khusunya ketika butuh masukan tentang pemikiran yang butuh penguatan atau pelemahan. Tau tidak, Diyan itu mantan pacarnya Mas Gepeng lho. Saat mereka pacaran pun saya sudah berteman baik dengan keduanya. Yah kadang small circle akan membawa sedikit keanehan. Di antara banyaknya teman wanita, pendapat Diyan adalah salah satu yang paling saya dengar. Dia bisa berpikir singkat dan apa adanya. Dia juga easy going, bisa akrab dengan siapa saja. Dengan Diyan semua gampang coy!
R
Bayangkan ini: dua orang perempuan mengendarai motor matic dari Ragunan sampai Rawamangun dalam suasana hujan deras, malam hari, tidak hafal jalan, lapar, hanya untuk mengambil dua lusin botol sambal bawang pesanan teman-teman kantor. Hari bersejarah itu tak pernah gagal membuat saya tersenyum geli jika mengingatnya sampai sekarang. Yang duduk di kursi penumpang malam itu adalah Redinda, memegang iPhone dingin dibalik ponco kelelawar mengarahkan kemana saya harus melajukan motor. Teman saya ini spesial. A happy go lucky girl. A loyal one and someone who always seems so funny even she was angry. Saat masih sama-sama di Jakarta, kami sering pergi bareng. Mau yang double date atau kami berdua saja. Kami paling sering makan, mulai dari dimsum, bebek goreng, sushi, steak, bakso, apapun yang saya makan kalau makannya sama Redinda jadi lebih enak karena punya teman makan yang ceria dan konyol.
E
Bukan hanya jadi favorit saya, Epe adalah favorit banyak orang. Perempuan baik hati, humble, dan super-duper ceria, plus dia cantik. Siapa yang tidak suka? Dia adalah tipe wanita yang bisa dinyanyikan you don’t know you’re beautiful. Beruntungnya adalah Epe hadir ketika hidup saya berada di titik yang buruk. Epe, atau biasa saya memanggilnya Siempre, selalu ada untuk support dan menjaga saya tetap ‘waras’. Kita terbiasa tertawa lepas bersama, kadang hanya karena ada kodok lewat atau karena kami melakukan hal konyol seperti jalan kaki sambil makan pisang lalu ada mas-mas warung yang nyeletuk kukukukakakakakkk. Semua hal akan jadi baik-baik saja kalau bersama Epe. Dan dari Epe saya belajar bahwa jika kita baik sama orang, tulus, jujur, dan bersenang-senang, maka semua hal itu akan berbalik ke kita bahkan berkali-kali lipat. I love her like a love to laugh everyday.
J
Jyhan, kakak perempuan saya satu-satunya yang akan segera menikah awal tahun depan, adalah orang yang telah ‘lulus’ menghadapi berbagai tantangan hidup. Kena PHK? Dia pernah. Susah cari kerja sampai nganggur 6 bulan? Dia juga pernah. Kerja tapi disyirikin orang kantor? Pernah. Di PHP sama pacarnya yang jelek itu? Pernah juga. Susah dapat jodoh? Seandainya kalian tau berapa lama dia menunggu dan betapa stres Mama saya memikirkan ini. Jyhan seoraang low achiever, tidak punya dorongan berprestasi, entah apa cita-citanya, tapi dia manusia paling telaten yang pernah ada di hidup saya. Sejak kecil dia jagoan menabung. Sampai sekarang pun begitu. Uang dia kelola dengan baik, mampu menjaga hawa nafsu, dan selalu baik sama adiknya meski suka kurang ajar (I’ve borrowed some money to her and gave back for only less than 10%!). Jyhan tidak menyerah. Satu yang saya pahami adalah dia tidak pernah berjalan mundur. Jika tidak bisa maju, maka dia akan jalan di tempat tapi satu yang pasti, dia tidak pernah mundur.
U
Orang terakhir yang saya ceritakan di babak ini adalah yang paling tua diantara semua yang saya ceritakan disini. Pak Uding, adalah seorang kakek yang menjadi satu tim dengan saya menyelamatkan dunia. Bersama kita kurangi sampah kertas! Mulia sekali bukan? Sejak memulai kerja di tahun 2014, saya dan Pak Uding sudah melakukan recycle sampah kertas menjadi berbagai bentuk barang berguna. Awalnya Pak Uding sudah memulai kegiatan ini dengan membuat buku notes kecil berbagai ukuran. Lalu saya menambahkan kreasi recycle dengan membuat kertas binder. Keren kan! Bahkan saya sudah punya stok kertas binder untuk dua tahun! Meski sekarang sudah serba digital sehingga tidak banyak aktivitas fotokopi, saya masih melakukan sortir kertas print out yang tidak terpakai dan menggunakan bagian kosongnya untuk dipotong menjadi kertas binder. Siapa yang membantu? My robin, Pak Uding.
Meski sudah ada 20 orang yang saya ceritakan disini, namun percayalah, tangan saya masih ingin terus mengetik nama dan cerita-cerita lain. Ada banyak orang yang memberikan pengaruh di hidup saya. Banyak sekali. Sepertinya saya butuh beberapa post TATT untuk menjabarkan mereka semua. Semoga kalian selalu dikelilingi oleh orang-orang positif ya, gengs.
2 Comments. Leave new
Yaampun ada aku :')
Kamu juga ekspresif tiiin kalo ngobrol. Mungkin karena itu ya kita ngobrol ga beres2 seharian. Hahahaha
hahaha iya kali yaa. makasih yaa mira mau temenan sama akuu :*