Kayaknya sudah jadi template nih #justinindyo prefer sewa motor buat keliling suatu destinasi. Di Jeju sewa motor, di Penang juga, di Ninh Binh Vietnam juga, dulu pernah pas ke Kamboja pun keliling motoran. Selain karena lebih praktis dan bebas kalau mau berhenti atau putar balik, motoran gak bikin saya ngantuk jadi bisa nikmati pemandangan. Kali ini saya mau share pengalaman motoran di Chiang Mai, Thailand, keliling mulai dari sekitaran old town sampai ke titik paling jauh di Mae Kam Pong. Berikut rangkumannya buat pemirsa.
- Kami sewa motor di Happy Days yang pemesanannya dibantu oleh hostel tempat kami menginap. Di hostel ada list pilihan motor, harga sewanya per hari, dan terms cond penyewaan. Setelah pilih yang sesuai budget, kami minta tolong kakak resepsionis telponin rental untuk cek availability motor. Kami waktu pilih Honda Scoopy dengan harga sewa per hari 200 THB (± IDR87ribu), bisa lebih murah atau mahal tergantung pilihan motor. Setelah oke, nanti kakak petugas datang ke hostel membawa motornya.
- Setiap penyewa harus deposit 3000 THB (± IDR1,3juta) yang akan dikembalikan pas selesai sewa. Waktu itu kami hendak deposit dengan banknotes SGD dan HKD karena ngerasa sayang ninggalin 3000 THB yang nantinya harus dibawa pulang. Karena kakaknya mager ngitung banknotes, akhirnya dia bilang, “Udah paspor aja gak papa deh.” Cihuuuy!
- Pembayaran sewa motor dilakukan cash karena kakaknya gak bawa EDC. Mungkin bisa QR ya, kan kalau gak salah mobile banking BCA dan DANA bisa scan QR Thai tuh tapi saya gak tanya sih. Kami bayar di muka 600 THB untuk sewa 3 hari, tapi di ujung kami extend beberapa jam dan bayarnya dihitung per jam bisa kok. Jangan lupa tukeran nomor watsap sama kakaknya.
- Oh jangan lupa juga bawa SIM Internasional ya pemirsa. Kata kakak penyewa sih jarang polisi. Tapi misal kalau ada dan gak bawa paspor, tunjukin SIM saja harusnya aman. Bikinnya gampang kok tinggal ke laman SIM Internasional Korlantas Polri terus ikutin prosesnya di situ. Ingat, kalau mau ajuin SIM Internasional motor, kamu harus punya SIM C yang masih berlaku.
- Untuk penunjuk jalan, Google Maps bisa diandalkan di seluruh area baik di pusat kota maupun saat mblusuk-mblusuk cari kebun bunga. Rekomendasi jalur biasanya selalu ke jalan besar, jarang masuk gang-gang gitu dan ada juga tujuan yang gak ada rute motornya, jadi ngikutin rute mobil saja tetap aman don’t worry.
- Di Chiang Mai, kita jalan di sebelah kiri baik pas naik motor maupun pas jalan kaki. Di sini pengendara pada tertib, gak ada yang langgar lampu lalu lintas, trotoar juga bersih dari yang parkir-parkir. Paling agak berantakan pas parkir di pasar saja, misal di area kosongan gitu motor bisa parkir kayak puzzle.
- Helm motor di sini mirip sama di Vietnam yaitu pakai helm batok. Ada sih yang pakai helm SNI gitu tapi gak banyak, hanya orang-orang yang motornya bagusan saja yang pakai wkwk. Supaya gak kelilipan, sangat penting untuk sedia kacamata dan jangan lupa pakai masker/buff karena Chiang Mai lumayan dusty.
- Jalanan di Chiang Mai kita bagi ke tiga jenis: jalan gang, jalan besar, dan jalan raya. Jalan gang di sini mirip lah sama kita. Aspal dan semen gak rata, ada sedikit bolong-bolong, gak ada polisi tidur, dan suka ada yang parkir sesukanya. Kalau jalan besar overall bagus, banyak jalan searah, baru macet kalau ada perbaikan atau di area night market. Jalan raya juga bagus, minim speed breaker, rest area lumayan banyak, pengendara mobil pada baik sama yang motoran, tertib lalu lintas, dan sangat berangin. Kalau gak mau kerokan tujuh turunan mending pada jaketan.
- Gak ada area parkir motor dedicated di pinggir jalan, tapi kita bisa parkir di lokasi yang ditentukan dan gak menghalangi kebutuhan umum. Tandanya apa? Tinggal lihat di mana motor-motor lain parkir. Mudah bukan? Wkwk. Selama parkir di sana, kami gak pernah ada bayar parkir entah itu di tempat wisata, kuil, restoran, atau pun di hotel.
- Bensin motor di Chiang Mai pakai RON93, ini kayaknya kualitas antara Pertalite dan Pertamax ya. Selama di sini, kami isi bensin di tiga tempat dan yang paling mahal di Shell karena di sana gak ada RON93 WKWK. Selisihnya gak banyak tapi ya mayan kan kalau buat bepergian jauh. Modelan isi bensin di sini sama kayak di Pertamina Indo: bensin diisiin abangnya, bayar cash, dan boleh sambil goyang-goyangin motor/mobil.
- Apakah motoran di Chiang Mai aman? Hmmm, selama di sana gak ada yang jahatin sih. Kami gak dibegal, dipalak, ditilang ngadi-ngadi, motor gak digeser/dipindahin, ataupun kehilangan barang. Btw kami gak pernah ninggalin helm menggantung di motor yaa monmaap ini kebiasaan insecure helm dicuri di Indo dibawa ke mana mana ya HAHA tapi rasa-rasanya di sini aman. Tergantung amal ibadah sih ini mah.
Begitu lah cerita motoran di Chiang Mai, Thailand. Salah satu trip yang membekas di hati karena ini trip pertama #justinindyo sejak LDR dan kami berangkat dari kota kami masing-masing. Kangen sekali bisa motoran berdua sambil peluk-peluk dari belakang macam anak SMP 😚 Sudah gitu Chiang Mai ini semacam kota slow-paced atau laid back kalau kata Hans Danial, jadi motoran sambil mampir sana sini terasa mudah, nyaman, dan stress-free.
7 Comments. Leave new
Yahhh… jangankan Thailand, motoran di Jakarta aja belum pernah, heuheu..
tapi kalo dilihat-lihat, kayaknya semirip itu ya vibesnya sama di indonesia, ya paling beda di kemacetan, kondisi jalan dan jenis-jenis bangunannya kali ya…
dan paling penting yg membuat chiang mai jadi jauuuh lebih baik daripada kota-kota di Indonesia, ga ada tukang parkir yang munculnya cuma pas mau keluar aja ya? free park everywhere? sounds like total freedom!!
Chiang Mai, here we go!
eh iya lupa, itu bikin SIM C internasional bisa tetep apply meski ga ada rencana keluar negeri dalam waktu dekat?
Iya Chiang Mai (dan Bangkok atau kota lain di ASEAN selain Singapur wkwk) agak mirip lah sama Jakarta atau daerah lain. Aku sempat ngerasa ada di Medan atau Jakarta Barat situ pas motoran di Chiang Mai. Bangunan dan nuansanya ada yang mirip.
Untuk SIM C, iya bisa kok diajuin aja tanpa ada ide mau dipakai ke mana atau kapan. Waktu itu aku mau ajuin juga iseng-iseng tapi lupa aku gak punya SIM C wkwkwk.
enak-enak baca balesan komen, ujungnya bikin gubrak yaa..
ya, begitulah mbak J, ada aja momen punchline lucunya nih. belajar dimana sih?
kayaknya asik juga ya kalau sewa motor disana, lebih bebas kemana-mana, nggak ribet buka grab juga tiap mau jalan hehehe
kemarin-kemarin sama sohib lagi bikin itin buat balik ke Thailand, dan chiang mai memang jadi inceran buat explore di kota berikutnya, semoga bisa segera kesana
depositnya lumayan juga ya, kudu bawa duit cash banyakan nih
Bener bisa lebih bebas ke mana mana, berhenti kapan pun di mana pun, dan bisa lebih irit kali yaa. Gak paham juga kalau grab akan lebih murah atau gak tapiiii kayaknya udah jadi cerita umum kalau driver di Chiang Mai modelannya pembalap semua wkwkwk.
Btw soal deposit, iya yang motor lumayan banget tapi alhamdulillah bisa pakai paspor. Please re-check juga apakah di imigrasi sini juga perlu lapor deposit kayak yang disyaratkan di Bangkok. Kalau iya, kudu nambah persiapan banknotes baht-nya Mba.
Pernaaaaah 😄😄😁. Aku Ama temenku waktu itu, berdua ke Chiang Rai dan Chiang Mai. Kalo Chiang Rai kami naik transportasi umum. Tp Chiang Mai mutusin sewa motor. Seruuuuu, mau lagi ih.
Mana si Winda jago bawa motor jauh dan lama. Sampe ke doi suthep, trus yg garden apalah itu. Aku aja ngantuk kok ga sampe2 🤣🤣.
Tp waktu itu si Winda ga pake SIM international mba. Ga ditanya juga dan ga ketemu polisi untung nya 😄
Iya yang garden garden emang jauh Mba Fan, aku ke area sana juga pas sore, niatnya mau sunsetan di kebun bunga. Eeeh ternyata pada tutupnya jam 5. Udah nyampe sana terus gak jadi mampir karena nanggung wkwkw puter balik deh