“Heh, kon nginep ning dorm ngko gak iso nggawe anak no*, Tin?”, guyonan teman saya yang asli Surabaya berbisik geli saat tau saya akan menginap dalam ruangan berisi 24 orang di Edinburgh. Memang, saya dan teman saya itu selalu ‘memanfaatkan’ waktu jalan-jalan sekalian bulan madu, kali saja anak kami memang mau ‘dibuatnya’ di Inggris atau New York.
Tapi menantang diri sendiri untuk menginap di dorm dengan mengorbankan kesempatan itu ternyata tidak buruk juga. Berikut adalah 5 manfaat yang saya (dan mungkin juga kamu) dapatkan ketika menginap di dormitory.
1. Harga Terjangkau
Selalu, alasan nomor satu dalam trik mengakali akomodasi adalah tentang murahnya harga. Menginap di dorm berisi banyak orang harganya akan jauh lebih murah ketimbang yang kamarnya private. Apalagi kalau isinya bisa 24 sampai 36 orang. Memang jadinya seperti barak dan ramai, tapi sekali lagi, murah mengalahkan segalanya. Apabila pergi jalan-jalan ke negara serba mahal seperti UK, memilih dorm sebagai tempat menginap adalah pilihan bijak.
2. Fasilitas Bersama
Biasanya orang yang menginap di dorm adalah mereka-mereka kaum backpacker yang berprinsip semakin murah semakin baik. Sehingga para pemilik penginapan akan menyediakan fasilitas umum untuk mengakomodir kebutuhan hemat para traveler seperti dapur umum, ruang bermain, ruang TV, fasilitas laundry, dan ruang makan. Fasilitas-fasilitas gratis ini disediakan untuk para tamu dan menjadi tanggung jawab tamu untuk menjaga kerapihan dan kebersihannya. Paling saya suka itu bagian dapur, karena disitu suka ada makanan yang disediakan untuk bersama entah dari pemilik hostel atau traveler yang sebelumnya. Tapi ada juga sih hostel yang tidak menyediakan fasilitas ini, jangan sedih ya.
3. Belajar Toleransi
Kita bisa memilih mau menginap di dorm yang mana, tapi kita tidak bisa memilih siapa yang ada didalamnya. Jadi kalau pas ketemu teman satu dorm yang baik, ramah, rajin, dan tau diri, bersyukurlah. Tapi jika ketemu yang jorok, tukang ngorok, bau kaki, seenaknya, berisik, bau badan, maka bertoleransilah. Buat saya ini adalah poin paling seru. Pas di Edinburgh, saya bertemu dengan dua remaja dari Irlandia Utara. Mereka adalah anak baik-baik yang pukul 9 malam sudah bersiap tidur dengan selimut dan gigi beraroma mint. Tapi mereka harus bersabar karena Mas Gepeng adalah orang yang tidurnya ngorok dan bau kakinya (haha). Apakah mereka protes? Sama sekali tidak –mungkin iya tapi dalam hati. Begitulah pejalan. Saling toleransi.
4. Teman Baru dari Berbagai Negara
Nah seperti yang saya tulis di poin sebelumnya, kami bertemu dengan adik-adik Irlandia Utara. Kami berbincang macam-macam dan saya menawarkan cokelat dan kacang almon. Saya yang baru pertama kali menginap di dorm sebenarnya sedikit canggung ketika mengobrol, tapi ternyata orang-orang ini sangat luwes dan santai meski saya yakin bahasa inggris saya cukup berantakan. Berbeda betul dibanding ketika kami menginap di private room. Alih-alih ngobrol, bertegur sapa saja sudah syukur. Waktu solo traveling beberapa tahun silam, Mas Gepeng malah berharap ketemu jodoh makanya memilih menginap di dorm mix. Siapa tau kan?
5. Packing Lebih Rapih dan Efisien
Ketika menginap di private room, saya dan Mas Gepeng cenderung mengeluarkan semua barang di tas untuk memudahkan ambil-ambil barang. Tapi pas mau pulang malah jadi hal paling merepotkan karena harus atur barang lagi dari awal. Jika menginap di dorm, kita akan terlatih untuk mengeluarkan barang seperlunya saja. Ingat, ada personal space antar bunk bed yang harus dihormati sehingga kita tidak bisa seenaknya taruh barang apalagi sampai bikin berantakan.
Hal ini secara tidak langsung akan melatih kita menempatkan barang di tas, misalnya barang yang akan digunakan dalam waktu dekat ditaruh paling atas dan mudah dijangkau, jadi tidak perlu ‘bongkar muatan’.
4 Comments. Leave new
Seru pasti mba. Apalagi klo travellingnya bareng teman. Mungkin akan susah klo udah bawa anak kecil, karena biasanya mereka pke acara rewel. Salam kenal mba .
Salam kenal juga Mba Sulis. Iya kalau bawa anak kecil sepertinya susah, karena mereka kan butuh ruang lebih bebas. Tapi nginep di dorm untuk backpacker entah solo atau sama teman-teman memang pasti seru 🙂
Iya bener banget mbak poin 5, begitu sampe kamar kalo private udah aja isi tas kocar kacir keluar semua. Pas dah mau checkout baru rempong rapihin.
Btw mbak, kok aku salah fokus sama foto mie-nya sih… aduh jadi mendadak pengen indomie XD
Hai Ghea (dan Hanif), itu mie rasa kaldu udang lho, gak tau disini ada Indomie yang rasa itu atau gak. Enak banget memang makan mie pas cuaca dingin 😀