I have this condition. Ketika traveling, hal yang paling saya suka lakukan adalah menangkap informasi sebanyak-banyaknya, mencari tahu, lalu merangkainya menjadi cerita yang jadi satu-satunya oleh-oleh untuk saya bagi ke seluruh dunia. Monmaap meski sini sobat misquin, tapi oleh-oleh cerita di blog ini rasanya lebih berharga ketimbang kasih magnet kulkas.
Pas di Korea kemarin, saya merencanakan aktivitas santai yaitu duduk di kafe, baca buku, dan menulis blog. Saat packing saya masukan Snowy, laptop Asus A455L saya sejak 2016, ke dalam tas Fjällravën Kånken 15″. Muat, tapi ditambah baju dan perintilan lainnya, saya jadi seperti mbah-mbah yang mau lihat burung terbang saja susah. Berat banget! Padahal baju hanya 4 setel. Akhirnya tidak jadi bawa laptop, dan di Korea, saya benar-benar tidak berdaya. Mau cari warnet kok tidak ada ya hmm.
Di saat seperti ini keinginan saya untuk punya laptop tipis dan ringan yang bisa saya bawa kemanapun jadi semakin besar. Saya suka gatel banget ingin segera menuangkan serabut-serabut ide cerita yang ada di kepala, melalui jari-jari yang berlari riang di atas keyboard. Saya sadar betul, ide itu seperti jelangkung, datang tak dijemput, pulangpun tak diantar. Dia bisa hilang begitu saja bahkan saat saya sedang berusaha mencari media untuk segera mencatat—ini sering banget yha, beteakutu!
Dan ketika saya dengar soal ASUS ZenBook 13 UX331UAL, saya akhirnya bisa nyanyi jooodohkuuu… maunyakuk, dirimmuu…. 🎶 Nih saya kasih tahu alasannya.
Enteng dan Tangguh
Laptop ASUS ini beratnya tidak sampai satu kilo lho! Wah kelojotan girang dong ya ogut. Ini mah mau saya traveling gembel dengan bawaan seadanya, saya tetap bisa bawa laptop karena ukurannya 13 inci kecil ringkas, tak akan membuatku tiba-tiba berkeringat dingin karena punggung sudah cekot-cekot keberatan beban. Bahkan body-nya terbuat dari magnesium alloy yang sudah lolos standar military-grade MIL-STD 810G, dia jadi tangguh bukan main! Duh kok qu jatucintah~
Performa Ciamik dan Tahan Lama
Saya menggunakan laptop paling sering untuk menulis dan edit foto. Biasanya untuk menghasilkan first draft, saya butuh waktu 4 jam non-stop itu belum termasuk memilih dan edit foto yang prosesnya bisa sama lamanya dengan menulis wkwk. Nah ASUS ZenBook 13 ini dilengkapi dengan baterai lithium-polymer 50Wh yang artinya si laptop bisa bertahan hingga 15 jam. Tambah lagi prosesornya IntelⓇ Core™ i5 Generasi 8 dan RAM 8GB. Kalau sudah begini, mau produktif pun tidak ada hambatan sama sekali kan? Setan setan malas kini akan mulai menganggur khukhukhu.
Ganteng yaaaa laptopnya! Lihat itu tipisnya asoy banget tidak siiiihh. Bisa masuk dengan santai ke tas apapun even my daily tote-bag. Kalau dibawa ke luar angkasa sepertinya juga bisa wkwk. |
Ada WiFi Master
Wih apa tuh WiFi Master? Ini adalah fitur yang memungkinan laptop mendapatkan kecepatan transfer lebih tinggi dengan jarak yang lebih jauh dibandingkan laptop lain. Jadi meski jarak WiFi (yang you pakai gratisan itu wkwk) dengan laptop mencapai 300 meter atau lebih, kamu tetap bisa mendapatkan kualitas internet yang baik. Untungnya buat saya sebagai travel blogger masa kini apa? Saya bisa upload tulisan yang fotonya turah-turah tanpa hambatan!
Cerita sediqit ya gengs. Tulisan ini pernah tiba-tiba eror saat saya mau upload dan ketika saya refresh, dia tidak kembali jadi draft alias hilang. Benar-benar hilang. HILANG. GONE. Seketika dunia saya runtuh. Hati saya terkoyak. Kepala rasanya panas. Tulisan yang saya kerjakan berhari-hari tidak berbekas. Durjana. Sejak kejadian itu, saya trauma betul dengan yang namanya sinyal WiFi. Dan dengan fitur WiFi Master di ASUS ZenBook 13, saya akan memiliki hubungan yang lebih mesra dengan dunia perinternetan.
Nyaman Mengetik
ASUS ZenBook 13 ini punya sebuah mahakarya ergonomi pada keyboard-nya. Dia backlit ukuran penuh! Wuidiiih such a life saver. Jadi dibelakang keyboard ada cahaya lampu yang akan memudahkan kita dalam mengetik khususnya saat pencahayaan kurang. Jarak penekanannya pun 1,4 mm saja, membuat rasa mengetik keyboard lebih lembut dan no ngegas bunyi kasir tak tik tak tik. Buat yang matanya suka sliwer lalu typo, bersyukurlah wkwk.
Lihat keyboard-nya tampak memanggil minta saya pijit-pijit. Dan kalau kalian perhatian, frame pada monitor tidak berjarak terlalu jauh, membuat kita memiliki sensasi yang seru ketika menatap layar. Ini namanya NanoEdge Display. Dia memberikan pengalaman melihat layar yang presentasinya hingga 80%. Luas dan puas ya gengs! |
Gimana? Dari semua spesifikasi yang saya jabarkan, ASUS ZenBook 13 memang pantas ya jadi laptop impian sobat traveler. Dia ultrathin, ultralight, dan ultraperformance. Laptop ini akan mendukung kita para creators bisa lebih kreatif dan produktif sehingga konten yang kita sajikan bisa semakin berkualitas. Ingat, bukan hanya kejahatan yang bisa muncul karena kesempatan, tapi juga ide kreatif. Dan ide hanya akan berdebu jika tidak direalisasi. Kamu mau punya laptop kece ini juga ndak?
#LaptopIdamanSobatTraveler #2018PakaiZenBook #ASUSxTravelerien
1 Comment. Leave new
Kalau saya ya, saat travelling, saya enggak suka bawa laptop. Rasanya enggak nyaman gitu. Cuman pernah bawa laptop satu kali waktu jalan ke Thailand, itupun laptop tidak terlalu sering dipakai. Saya kalau travelling lebih sering keluar jalan-jalan daripada stay di hotel atau cafe trus buka laptop. Btw, ditunggu di Finlandia ya! 😀