Kintaro dan Kisah Cinta di Usia 24

Entah ada angin apa, saya malam itu makan bareng teman-teman yang usianya pada 24 tahun. Namanya Ijal dan Nica. Eh perlu disamarkan gak sih? Gak usah lah ya, biar sobat pembaca pada kenal. Ijal ini satu bagian, sedangkan Nica beda bagian tapi duduknya dekat sama saya dan Ijal, jadilah kami berbagi circle. Sepanjang sore kami dan beberapa teman lain duduk ngopi di taman kantor ngomongin orang mulai dari orang baik sampai orang jahat kita omongin semua. Nah malam itu, rasanya saya ingin dengar cerita tentang diri kami masing-masing.

Ijal pilih makan di Kintaro Senopati. Dia bilang sushi di sini lebih enak ketimbang yang sudah chain dan tersebar di mall-mall. Saya gak tahu harus setuju atau gak, soalnya saya sekarang hanya makan sushi yang pakai tamago (tamago) saja, atau agedashi tofu, chuka wakame, atau ya yang gorengan, jadi menilainya gak bisa komprehensif. Tapi I have to say dari semua restoran sushi di Jakarta yang saya coba, tempura di Kintaro ini terrrrrenak! Semangkuk tempura moriawase terdiri dari udang goreng, shitake goreng, ubi goreng, bawang bombay goreng, dan apa ya yang putih itu lobak kayaknya. Wah enak semua! Ijal bilang yang udang enak juga. Dia gak yang super garing gitu, tapi renyah dan gurihnya pas.

Sembari saya menikmati kenikmatan satu per satu tempura, Ijal dan Nica bergantian cerita kisah cinta terakhir mereka. Iya, mereka berdua lagi jomlo, email ya kalau mau kenalan. Ijal putus sudah tahun lalu, Nica sih baru-baru ini kayaknya dan dia bilang kisah cintanya termasuk tragis. Tapi buat saya sih mantannya Nica itu ada-ada saja. Saya gak suka alasan minta putus, alasan cowok lemah gitu hahaha. Ya mungkin kalau saya dengar pas umurnya sama-sama 24 akan ikutan emosyi, tapi dengar cerita gituan di umur segini tuh saya kayak, ya sudah nanti juga ketemu yang lebih bermartabat.

“Mba ini enak banget,” kata Nica setelah cobain tempura saya. Dia pun pesan lagi. Saya juga pesan lagi tamago sushi yang pakai bawang putih dan keju. Tadinya mau pesan tempura lagi, cuman kok ya banyak banget gorengan malam-malam, takut besok batuk. Maklum, jompo. Anyway, Ijal dan Nica ini orangnya sama-sama baik. Ijal paling easy going, Nica paling menyenangkan. Saya suka mereka berdua. Apa mereka dijodohin saja ya?

Suasana makan di Kintaro ini asyik sekali buat ngobrol santai. Konsep temaram maksimalis dengan pohon sakura imitasi di lorong depan dan bagian dalam, terus wallpaper dan gambar lukisan di tiap sudut ruang, bikin kamu tenang sekaligus dinamis bersamaan. Kayak kamu dibuat nyaman ngobrol apa saja sama teman makanmu. Di sana, orang-orang seru ngobrol. Di belakang saya ada 4 orang yang akhirnya ketemu setelah sekian lama, terus dua pasang kekasih di sisi tengah yang makan dan ngobrol dengan tenang, ada juga sekeluarga di ruang VIP.

Gegara makan di restoran Jepang terus ada pohon-pohon sakuranya, saya jadi ingat pertama kali saya makan sushi itu diajak Mas Gepeng lho. Waktu itu tahun 2011 kayaknya deh. Dia sudah lulus dan kerja di Jakarta, sedangkan saya masih kuliah. Suatu hari dia pulang kampung ke Jogja dan ajak saya makan. “Kamu mau makan apa?” tanyanya. “Apa ya, aku belom pernah makan sushi, traktir itu dong!” jawab saya. Ada restoran sushi di Jogja yang lumayan high-end dan saya melewatinya beberapa waktu lalu. Pengin coba cuman kan ya anak kos mana ada duit buat makan di tempat begituan. Jadilah malakin teman + senior yang sudah kerja. Iya, kami masih temenan saat itu xixixi.

Saya lupa nama tempatnya, tapi di sana ada ornamen pohon sakura juga cuman kecil di pojokan. Terus tempatnya gabungan antara kekayuan Jepang sama industrial. Oh iya ada satu jenis makanan yang saya suka banget, namanya sushi cuttlefish. Enak banget itu dia. Teksturnya kenyal dan segar sekali. Mas Gepeng sampai kasih bagian dia gegara tahu saya suka banget. Ajaibnya adalah ketika saya makan di sana lagi di waktu yang berbeda, di cabang yang berbeda, dan dengan orang yang beda, cuttlefishnya jadi kecil dan rasanya biasa saja. Gitu kali ya kalau makan sama (((calon jodoh))).

Terus pas usia 24 apakah saya mengalami drama percintaan? Hmmm, tentu saja. Cuman kebetulan drama percintaannya sudah sama calon suami xixixi. Dramanya kayak apa? Ya misal, itu, apa ya, lupa wakakakak.