Makan Khao Soi Vegan di Chiang Mai

Kata warga di Internet, barang siapa yang main ke bagian utara Thailand harus coba makan khao soi karena enak banget. Meskipun bukan makanan orijin asal Thai, kami tetap mau coba dan nemu lah salah satu restoran halal bernama Sophia yang menyediakan menu ini. Lokasinya di area Hilal Street, tepatnya di depan Masjid Ban Ho—yang tiap Jumatan ada food bazaar kecil-kecilan diselenggarakan oleh ibu-ibu PKK.

Pas makanannya tiba di meja kami, saya bingung. “Kok tampilannya beda sama yang di Google ya?” Ini warnanya kuning persis kayak opor/lontong sayur dan mangkoknya gak bunder *penting*. Rasanya sih not bad, tapi bukan yang lezat khas gitu. Padahal harusnya beda ya karena ini kan makanan Thai, bukan sajian lebaran di Bekasi wkwk. Karena makanan halal ini belum menyentuh sanubari, jadi kita melipir ke makan………….

Dari sekian banyak tempat vegan yang saya list dan punya menu khao soi, saya pilih Reform Kafe selain karena dekat banget dari hostel hanya perlu nyeberang, list menunya paling clear (pilihan makanannya buwwwwanyak) dan foto-foto orang menampilkan khao soi sesuai harapan saya: mangkok bulat *penting*, kuah oren menyala, ada mi goreng garing dan daun koriander di atasnya.

Dari awal masuk, saya sangat appreciate gimana Reform bikin tempat ini terasa fancy tapi masih humble dan cozy. Nuansanya earthy, spacious, ada arena indoor dan semi-outdoor. Kalau pramusajinya bukan warga lokal, saya akan berpikir saya ini di Bali karena kebanyakan tamunya adalah turis asing, yang Asian ada beberapa, yang jilbaban hanya saya seorang.

Kami duduk di lokasi semi outdoor di bawah pohon besar dengan (rekaman) suara burung di atasnya. Meneduhkan sekali. Saya pun lihat orang-orang di sekitar memiliki waktu makan yang nyaman karena bisa sambil ngobrol kondusif, journaling, baca buku, termasuk quality session mesra-mesraan #justinindyo sebelum kembali lanjut LDR 🥲

Lalu apakah makanannya sesuai harapan? Wah iya pemirsa. Sungguhan bukan opor atau lontong sayur ini. Bumbunya medok nonjokkk sedap banget. Jadi pas kuahnya diseruput tuh wow menari-nari deh. Beneran kayak kuah yang dimasak seribu tahun padahal ini vegan lho, yang mana gak ada unsur kaldu hewani sama sekali tapi bisa nikmat legit begini. Takjub.

Bumbu dasar jahe, kunyit, dan kapulaga di khao soi bikin badan enaken. Lembut di tenggorokan, nyaman di perut. Saya yang biasanya sensitif dengan kuah santan kari, hamdallah gak mencrita atau mules-mules. Terus karena ini vegan, lauk isiannya pakai aneka jamur kayak shimeji dan king. Jadi semua-semua mudah dicerna. Oh harus mention chefnya foya foya pas ngasih jamurnya. Sampai suapan terakhir masih dapat jamur terus. Jamurnya well-cooked jadi masih kerenyes kerenyes. Jangan lupa diperasi jeruk nipisnya biar makin segar. Sebenarnya di sini kami pesan garlic fried rice juga tapi kurang cocok, jadi saya hanya highlight khao soi—dan The Green Greek kombucha.

Btw restoran ini gak ada logo halal ya pemirsa. Makanan vegan itu belum tentu halal termasuk yang kami coba. Namun kalau melihat bahan-bahan khao soi original sih gak ada pakai mirin dll ya. Saya juga gak ngerasain ada kecut selain dari jeruk nipis. Inshaa Allah bersih suci~