Saya ingin bertanya pada teman-teman pembaca yang mungkin datang dari berbagai generasi (milenial, Y, Z, atau baby boomers –karena saya tau orang tua, atasan, dan mungkin kakek saya juga membaca blog ini), apa yang kalian suka dari Instagram? Bisa live dengan stiker? Upload foto liburan mu tahun lalu dan tidak masalah karena ada #latepost? Bisa update gosip penting/tidak penting artis yang kadang kamu tau dia siapa kadang juga tidak? Saya termasuk orang yang menggunakan Instagram setiap hari. Pagi, siang, sore, malam, selalu menilik Instagram.
Suatu hari ketika saya sedang bosan dengan suasana kantor, saya duduk sendiri di pantry dan memandangi langit. Saya menerka-nerka, apa yang dilakukan orang Inggris di jam seperti ini ya? Atau, apakah unta-unta sedang bekerja mengantarkan tamu atau sedang leha-leha di pinggir gurun Sahara? Lalu saya membuka Instagram. Delapan puluh persen akun yang saya follow adalah traveler, entah travel blogger, travel writer, atau travel photographer. Dan setiap saya buka feed, saya melihat seluruh dunia.
Ini yang saya suka dari Instagram. Dia adalah jendela dunia. Bisa melihat Afrika, Tibet, India, Islandia, Austria, semua semua keindahan alam semesta dalam kemasan visual yang apik dalam sekali scroll.
Sebenarnya saya agak kasihan dengan nasib Instagram di era milenial ini. Terlalu banyak hal konyol yang entah muncul darimana. Sebut saja akun gosip –thanks Gossip Girl atas inspirasinya, nyinyir atau komentar sarkasme yang menyebar diberbagai komentar artis dan selebgram, juga akun-akun menarik tidak menarik yang mengupas berapa harga pakaian seseorang. Saya rasa sudah saatnya setiap orang lebih bijak dalam menggunakan media sosial jika tidak mau ada prasangka gelap yang sedikit-sedikit-lama-lama-menjadi-bukit.
Sekali lagi, Instagram adalah jendela dunia. Seperti buku, kita bisa melihat dan mempelajari banyak hal. Jendela itu ada ratusan, bahkan jutaan, atau milyaran. Tidak perlu semua jendela dikunjungi, pilih yang disukai dan membuat hati senang saja. Tidak perlu membenci jika salah jendela, kita tinggal geser sedikit atau agak banyak untuk menemukan jendela lain yang lebih menarik.
Lihat lah dunia seluas-luasnya. Jika melihatnya di Instagram membuatmu berteriak girang, maka kunjungilah, lalu nikmati sebaik-baiknya.
3 Comments. Leave new
ah, aku suka sekali tulisan ini. menghangatkan hati.
Makaci Mba Endang :* ciyee blog baruu uhuuy
instagram itu media sosial pilihan dari medsos2 lainnya.. krn apa? sebagai manusia visual saya lebih memilih untuk melihat gambar dari pada membaca tulisan (mereun). Betapa cantik dan sangat menariknya postingan wisata yang bisa kita lihat di instagram yang juga menarik kita untuk mau tak mau "kepo" untuk membaca kontennya.. hehe instagram secara tak langsung menjadi media refreshing dan juga menambah pengetahuan krn disamping wisata online ada juga beberapa akun news yang of course banyak gambarnya juga.. hehe
untuk konten gossip punya pangsanya sendiri yang kalau sudah mulai mengganggu ketenangan, kalau saya sih langsung block – END! *garis keras*